35 Sifat Orang Munafik (3)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب وإذا عاهد أخلف وإذا خاصم فجر‬‎
35 Sifat Orang Munafik (3)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang tiga puluh lima sifat orang munafik, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
35 Sifat Orang Munafik
25. Mendustakan janji Allah Azza wa Jalla dan janji Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya." (Qs. Al Ahzab: 12)
26. Lebih memperhatikan lahiriah daripada batiniah
Lihat dalilnya di surat Al Munafiqun ayat 4. Di sana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum.”
27. Pandai bicara dan cari muka namun tidak pandai berbuat
Lihat dalilnya di surat Al Munafiqun ayat 4. Di sana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka.
28. Tidak paham agama
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar), "Janganlah kamu memberikan infak kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah agar mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)." Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.(Qs. Al Munafiqun: 7)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini adalah dari sisi Allah," dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan, "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (Qs. An Nisaa’: 78)
29. Meremehkan manusia dan menantang Allah dengan berbuat dosa
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka berkata, "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (Qs. Al Munafiqun: 8)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata,
«إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ»أَيْ بِيَدِهِ- فَذَبَّهُ عَنْهُ
“Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah sebuah bukit, ia takut kalau bukit itu runtuh menimpanya. Sedangkan orang fajir (fasik) memandang dosa-dosanya seakan-akan ada lalat yang menempel di hidungnya, lalu ia berbuat seperti ini –yakni dengan tangannya- ia menyingkirkan lalat itu.” (Diriwayatkan oleh Bukhari)
30. Bergembira ketika kaum mukmin mendapatkan musibah dan merasa kesal ketika mereka mendapatkan kebaikan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَهُمْ فَرِحُونَ
“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata, "Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira.” (Qs. At Taubah: 50)
31. Cenderung membela dan memihak orang-orang kafir (berwala kepada mereka)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (139)
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,--(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang beriman. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang kafir itu? Padahal sesungguhnya semua kemuliaan kepunyaan Allah.” (QS. An Nisaa: 138-139)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab, "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu kamu." Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.” (Qs. Al Hasyr: 11)
32. Memilih hukum selain hukum Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (60) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا (61)
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.--Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul,"  niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (Qs. An Nisaa’: 60-61)
33. Membenci jihad
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ (81) فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (82)
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, dan mereka berkata, "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah, "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya),” jika mereka mengetahui.--Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (Qs. At Taubah: 81-82)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِغَزْوٍ، مَاتَ عَلَى شُعْبَةِ نِفَاقٍ»
“Barang siapa yang meninggal dunia dan belum sempat berperang, dan tidak terlintas di hatinya untuk berperang, maka ia meninggal dunia di atas salah satu cabang kemunafikan.” (Hr. Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i)
34. Wanita meminta talak tanpa udzur syar’i dan bersikap durhaka
Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
«المُخْتَلِعَاتُ هُنَّ المُنَافِقَاتُ»
“Wanita yang meminta talak kepada suami (tanpa udzur syar’i) adalah wanita-wanita munafik.” (Hr. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani)
35. Membenci kaum Anshar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang kaum Anshar,
«لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ، مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللهُ»
“Tidak ada yang mencintai mereka kecuali orang mukmin, dan tidak ada yang membenci mereka kecuali orang munafik. Barang siapa yang mencintai mereka, maka Allah akan mencintainya, dan barang siapa yang membenci mereka, maka Allah akan membencinya.” (Hr. Muslim)
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Tsalatsuna alamatan lil munafiqin (Syaikh Aidh Al Qarni), Subulus Salam (M. Bin Ismail Ash Shan’ani), Tuhfatul Ahwadzi (Abul Ala Muhammad Al Mubarakfuriy), 75 Masalah Penting (Penulis), Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an (Penulis), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger