35 Sifat Orang Munafik (2)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب وإذا عاهد أخلف وإذا خاصم فجر‬‎
35 Sifat Orang Munafik (2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang tiga puluh lima sifat orang munafik, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
35 Sifat Orang Munafik
11. Bersumpah sambil membujuk dengan kata-kata manis agar tidak disalahkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
سَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ إِذَا انْقَلَبْتُمْ إِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُوا عَنْهُمْ فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (95) يَحْلِفُونَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَرْضَى عَنِ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ (96)
“Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka (tidak menyalahkan dan mencela mereka). Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.--Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang fasik itu.” (Qs. At Taubah: 96)
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (1) اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (2)
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta--Mereka  menjadikan sumpah mereka sebagai perisai[i], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya sangat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al Munafiqun: 1-2)
12. Berinfak dalam keadaan terpaksa
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ أَنْفِقُوا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَنْ يُتَقَبَّلَ مِنْكُمْ إِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فَاسِقِينَ (53) وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ (54)
Katakanlah, "Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik.--Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (Qs. At Taubah: 53-54)
13. Menelantarkan kaum mukmin
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا قَدْ أَخَذْنَا أَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَهُمْ فَرِحُونَ
“Jika kamu mendapat suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata, "Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan Kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira.” (Qs. At Taubah: 50)
14. Menakut-nakuti kaum mukmin dengan berita bohong
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لَا يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong (untuk menakut-nakuti) di Madinah (yang menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar,” (Qs. Al Ahzab: 60)
15. Protes terhadap takdir
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah,  "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (Qs. Ali Imran: 168)
16. Mencela kehormatan orang-orang saleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
“Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. Al Ahzaab: 19)
17. Meninggalkan shalat berjamaah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ، وَصَلَاةُ الْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا»
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilakukan kaum munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Kalau sekiranya mereka mengetahui keutamaan pada kedunya, tentu mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak.” (Hr. Bukhari, Ibnu Majah, dan Nasa’i, lafaz ini adalah lafaz Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan, bahwa seluruh shalat berat bagi kaum munafik, namun yang paling berat adalah shalat Subuh dan shalat Isya. Demikian pula menunjukkan, bahwa ciri orang munafik adalah meninggalkan shalat berjamaah.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata, “Tidak ada orang meninggalkan shalat berjamaah kecuali orang munafik yang diketahui kemunafikannya.” (Diriwayatkan oleh Muslim)
18. Mengadakan kerusakan di muka bumi, namun menyangka bahwa dirinya mengadakan perbaikan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ (12)
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."--Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (Qs. Al Baqarah: 11-12)
Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan dengan melakukan kekafiran dan kemaksiatan, menyebarkan rahasia kaum muslimin kepada musuh mereka, menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang kaum muslimin, menghalangi manusia dari jalan Allah, dan menghias kebatilan.
19. Beda antara lahiriah dan batiniyahnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (8)
“Di antara manusia ada yang mengatakan, "Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (Qs. Al Baqarah: 8)
Mereka dikatakan ‘bukan orang-orang yang beriman’ karena berbedanya antara lahiriah mereka dengan batiniah.
20. Kalang kabut dan ketakutan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi (mudah kaget terhadap suatu peristiwa dan tidak terkendali)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
“Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Ahzaab: 19)
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. mereka seakan-akan kayu yang tersandar[ii]. Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka[iii]. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (Qs. Al Munafiqun: 4)
21. Memohon maaf secara dusta
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَعْتَذِرُونَ إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ قُلْ لَا تَعْتَذِرُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّأَنَا اللَّهُ مِنْ أَخْبَارِكُمْ
“Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah, "Janganlah kamu mengemukakan 'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada Kami beritamu yang sebenarnya.” (Qs. At Taubah: 94)
22. Menyuruh yang munkar dan mencegah yang ma’ruf
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan; sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf, dan mereka menggenggamkan tangannya (bersikap bakhil). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (Qs. At Taubah: 67)
23. Menahan tangannya karena bakhil
Dalilnya telah disebutkan pada no. 22.
24. Melupakan Allah Azza wa Jalla
Lihat dalilnya di no. 22.
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Tsalatsuna alamatan lil munafiqin (Syaikh Aidh Al Qarni), Subulus Salam (M. Bin Ismail Ash Shan’ani), Tuhfatul Ahwadzi (Abul Ala Muhammad Al Mubarakfuriy), 75 Masalah Penting (Penulis), Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an (Penulis), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.


[i] Mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta dan jiwa mereka.
[ii] Mereka diumpamakan seperti kayu yang tersandar, maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang buruk meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tidak dapat memahami kebenaran.
[iii] Karena mereka takut turun ayat yang membuka rahasia mereka atau menghalalkan darah dan harta mereka. Mereka takut kalau isi hati mereka terbongkar. Sifat kaum munafikin ini juga disebutkan di surat Al Ahzaab: 19.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger