Kasih Sayang Rasulullah Kepada Anak-Anak

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫رحمة النبي بالأطفال‬‎
Kasih Sayang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Kepada Anak-Anak
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut kami hadirkan hadits-hadits tentang kasih sayang teladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap anak-anak dengan harapan tidak ada lagi tindakan kekerasan kepada anak-anak. Semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Ikhwani fillah, jika kita melihat diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kita akan temukan, bahwa Beliau adalah manusia terbaik. Jika kita melihat Beliau dari sisi sebagai pendidik, maka kita akan temukan bahwa Beliau adalah pendidik terbaik, sehingga para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang merupakan hasil didikan Beliau sampai Allah sebut sebagai khairu ummah (sebaik-baik umat). Jika kita melihat Beliau dari sisi sebagai seorang suami, maka kita akan temukan bahwa Beliau adalah suami dan kepala rumah tangga terbaik. Jika kita melihat Beliau dari sisi sebagai mujahid, maka kita akan temukan bahwa Beliau adalah mujahid terbaik. Jika kita melihat Beliau dari sisi sebagai bapak, maka kita akan temukan bahwa Beliau adalah bapak terbaik. Beliaulah manusia terbaik dalam mendidik dan manusia paling sayang dan perhatian kepada anak di sela-sela kesibukan Beliau beribadah, berdakwah dan membimbing umat, berjihad, dsb. Sekarang, mari kita baca pergaulan Beliau terhadap anak-anak.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم قَالَ دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَيْفٍ الْقَيْنِ وَكَانَ ظِئْرًا لِإِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِبْرَاهِيمُ يَجُودُ بِنَفْسِهِ فَجَعَلَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَذْرِفَانِ فَقَالَ لَهُ عَبْدُالرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ يَا ابْنَ عَوْفٍ إِنَّهَا رَحْمَةٌ ثُمَّ أَتْبَعَهَا بِأُخْرَى فَقَالَ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Kami pernah masuk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui Abu Saif seorang pandai besi yang istrinya menyusukan Ibrahim (putera Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), Beliau lalu mengambil Ibrahim dan menciumnya, Pada kesempatan yang lain kami masuk menemuinya, namun pada saat Ibrahim telah meninggal dunia, maka kedua mata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlinangan air mata, lalu Abdurrahman bin ‘Auf berkata, “Mengapa engkau demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Wahai Ibnu ‘Auf! Sesungguhnya ini adalah rasa sayang, yang kemudian diiringi oleh sesuatu.” Kemudian  Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya mata ini berlinangan air mata, hati bersedih, namun kami hanya mengucapkan kata-kata yang diridhai Rabb kami. Sungguh, kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari no. 1303 dan Muslim no. 2315)
Dalam riwayat Muslim (no. 2316) disebutkan, bahwa Anas radhiyallahu anhu berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang paling sayang dengan keluarganya dibanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Ketika Ja’far bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu terbunuh dalam perang Mu’tah, istrinya Asma binti Umais radhiyallahu 'anha berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu masuk menemuiku dan memanggil anak-anak Ja’far, aku melihat Beliau mencium mereka sambil menangis, kemudian aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sampai berita kepadamu tentang Ja’far?” Beliau menjawab, “Ya, dia terbunuh pada hari ini.” Lalu kami pun berdiri menangis, (kemudian) beliau pulang dan bersabda kepada para sahabat,
اِصْنَعُوْا لِأَهْلِ جَعْفَرَ طَعَاماً فَإِنَّهُ قَدْ جَاءَهُمْ مَا يُشْغِلُهُم.
“Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena mereka mendapatkan sesuatu yang menyibukkan mereka.” (HR. Ibnu Sa’ad, Tirmidzi no. 998, dan Ibnu Majah no. 1610. Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” Dan dihasankan pula oleh Syaikh Al Albani).
 عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِشَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا *
Dari Abu Qatadah Al Anshaariy, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang merupakan puteri Abul ‘Aaash bin Rabii’ah bin ‘Abdi Syams. Ketika Beliau sujud, maka Beliau menaruh Umamah, dan ketika bangkit beliau menggendong Umamah.” (HR. Bukhari no. 516)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ الْحَسَنَ فَقَالَ إِنَّ لِي عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ وَاحِدًا مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ *
Dari Abu Hurairah, bahwa Al ‘Aqra’ bin Habis pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Al Hasan (cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), ia pun berkata, “Sesungguhnya aku memiliki sepuluh anak, namun aku tidak pernah mencium salah seorang pun di antara mereka,” maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang tidak menyayangi tidak akan di sayangi.” (HR. Muslim no. 2318)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِحْدَى صَلَاتَيِ الْعَشِيِّ، الظُّهْرِ - أَوِ الْعَصْرِ - وَهُوَ حَامِلٌ الْحَسَنَ - أَوِ الْحُسَيْنَ - فَتَقَدَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ، فَصَلَّى، فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِهِ، سَجْدَةً أَطَالَهَا فَقَالَ: إِنِّي رَفَعْتُ رَأْسِي، فَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ سَاجِدٌ، فَرَجَعْتُ فِي سُجُودِي، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ، قَالَ النَّاسُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِكَ، هَذِهِ سَجْدَةً قَدْ أَطَلْتَهَا، فَظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ، أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ، قَالَ: " فَكُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي، فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ "
Dari Abdullah bin Syaddad dari ayahnya (Syaddad bin Al Haad), ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menemui kami di salah satu waktu petang; Zhuhur atau Ashar. Ketika itu, Beliau menggendong Al Hasan atau Al Husain, lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam maju dan meletakkan cucunya, kemudian Beliau shalat. Pada saat shalat, Beliau melakukan sujud yang lama.” Syaddad berkata, “Maka aku angkat kepalaku ternyata kulihat ada anak kecil di atas punggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan Beliau dalam keadaan sujud, lalu aku kembali sujud.” Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, maka para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau ketika shalat tadi melakukan sujud yang lama, kami mengira terjadi sesuatu atau engkau mendapatkan wahyu.” Beliau bersabda, “Semua itu tidak terjadi, akan tetapi cucuku menjadikanku sebagai hewan tunggangannya. Aku tidak ingin menyegerakannya agar ia selesai dengan kebutuhannya.” (HR. Ahmad no. 16033, dan dinyatakan isnadnya shahih oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ الدَّوْسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي طَائِفَةِ النَّهَارِ، لاَ يُكَلِّمُنِي وَلاَ أُكَلِّمُهُ، حَتَّى أَتَى سُوقَ بَنِي قَيْنُقَاعَ، فَجَلَسَ بِفِنَاءِ بَيْتِ فَاطِمَةَ، فَقَالَ «أَثَمَّ لُكَعُ، أَثَمَّ لُكَعُ» فَحَبَسَتْهُ شَيْئًا، فَظَنَنْتُ أَنَّهَا تُلْبِسُهُ سِخَابًا، أَوْ تُغَسِّلُهُ، فَجَاءَ يَشْتَدُّ حَتَّى عَانَقَهُ، وَقَبَّلَهُ وَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَحْبِبْهُ وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُ» ،
Dari Abu Hurairah Ad Dausiy radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar rumah di siang hari. Beliau tidak berbicara kepadaku dan aku tidak berbicara kepadanya, sehingga Beiau tiba di pasar Bani Qainuqa, lalu Beliau duduk di halaman depan rumah Fathimah dan bersabda, “Adakah si kecil di dalam? Adakah si kecil di dalam?” –maksud Beliau adalah Al Hasan bin Ali- ketika itu Fathimah menahannya sebentar, sepertinya Fathimah sedang memakaikan kalung atau sedang memandikannya, lalu Al Hasan datang dengan segera, kemudian Beliau memeluknya dan menciumnya sambil berdoa, “Ya Allah, cintailah dia, dan cintailah orang yang mencintainya.” (HR. Bukhari no. 2122)
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَدَفَعَهُ إِلَيَّ»
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Anakku lahir, lalu aku bawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Beliau menamainya dengan Ibrahim, lalu Beliau mentahniknya (mengolesi langit-langit mulutnya) dengan kurma, mendoakan keberkahan untuknya, kemudian menyerahkan kepadaku.” (HR. Bukhari no. 5467)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ: أَبُو عُمَيْرٍ، كَانَ فَطِيمًا، قَالَ: فَكَانَ إِذَا جَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَآهُ، قَالَ: «أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ» قَالَ: فَكَانَ يَلْعَبُ بِهِ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Aku punya adik yang dipanggil dengan nama Abu Umair yang sudah disapih. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan melihatnya, maka Beliau bersabda, “Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan Nughair,” yakni burung kecil yang dimainkannya. (HR. Bukhari no. 6203 dan Muslim no. 2150)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَدَحٍ، فَشَرِبَ مِنْهُ، وَعَنْ يَمِينِهِ غُلاَمٌ أَصْغَرُ القَوْمِ، وَالأَشْيَاخُ عَنْ يَسَارِهِ، فَقَالَ: «يَا غُلاَمُ أَتَأْذَنُ لِي أَنْ أُعْطِيَهُ الأَشْيَاخَ» ، قَالَ: مَا كُنْتُ لِأُوثِرَ بِفَضْلِي مِنْكَ أَحَدًا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah diberi sebuah gelas, lalu Beliau meminum airnya. Ketika itu, di sebelah kanan Beliau ada anak kecil, sedangkan di sebelah kiri ada orang tua, maka Beliau bersabda, “Nak, apakah engkau mengizinkanku untuk memberikan minuman ini kepada para orang tua.” Anak kecil itu (Ibnu Abbas) menjawab, “Aku tidak akan memberikan kesempatan kepada orang lain sebelumku dari pemberianmu wahai Rasulullah.” Maka Beliau memberikan kepadanya.” (HR. Bukhari no. 2351 dan Muslim no. 2030)
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger